Kamis, 04 Juni 2009

mEmbUat bLog cEpaT tErkEnaL

1. Jadi orang hebat di bidang IT macam pak Budi Rahardjo,
2. Atau jadi semacam pakar seperti om roy suryo,
3. Buat artikel yg lagi hangat/ panas, kalo bisa jadi isu nasional atau internasional
4. Buat postingan yg banyak orang cari, tips, trik atau apalah,
5. Bikin sensasi.
Untuk nomor 1 dan 2 mungkin perlu waktu atau kecuali udah takdir jadi terkenal lalu barulah bikin blog. Nomor 3 perlu banyak wawasan, pinter-pinter analisa dan sebagainya, no. 4 harus cerdik kopi paste dari surat kabar online atau bisa nerjemahin dari the times misalnya.
No. 5, paling gampang, banyak hal yg bisa dibikin sensasi, gak masalah; mau bohong atau nggak, baik atau buruk, salah atau benar, mau ahli atau awam, bidangnya atau bukan. Banyak hal di Indonesia yg akan bikin postingan kita direspons. Paling laku adalah SARA. Kalo anda masuk di forum faith freedom indonesia, di sana Islam dicaci-maki abis-abisan, atau bikin semacam ihateindonesia yang bisa bikin orang se-indonesia menyingsingkan lengan baju lalu mengasah bambu runcing.
Eh,,,aDa Lagi LoH,,,,,
1. Buat link ke blog lainnya. Terutama ke blog yang trafficnya tinggi dan topiknya sama dengan blog anda.
2. Berlombalah jadi yang pertama berkomentar. Lakukan ini terutama di blog yang pengunjungnya banyak. Karena komentar anda pasti akan terbaca oleh pengunjung lainnya. Kalau komentar anda menarik, mereka pasti langsung menuju ke blog anda.
3. Pancing mereka untuk berkomentar. Cara melakukannya bisa anda baca di sini.
4. Berkomentar untuk menjalin hubungan. Jangan selalu berkomentar hanya demi kepentingan bisnis saja. Tapi bicaralah seperti layaknya obrolan antar-manusia. Tanyakan bagaimana kabar mereka, sedang sibuk apa, atau anda bisa berbagi cerita tentang kejadian menarik yang baru anda alami. Komentar yang alami dan penuh persahabatan seperti layaknya obrolan antar kawan bisa memperkokoh jalinan hubungan.
5. Ijinkan trackback dan link pada tempat berkomentar. Salah satu alasan blogger dalam berkomentar adalah agar bisa membangun jejaring link-nya. Penuhilah keinginan mereka, jangan abaikan.
6. Buat review tentang blog lain. Mereka yang anda buat review blognya pasti akan sangat senang. Ya, ibaratnya anda telah mau menceritakan isi blog tersebut ke pengunjung anda. Blog yang telah anda buat review-nya minimal pasti akan mengunjungi blog anda.
7. Jawablah komentar yang ditujukan pada anda. Punya blog berarti anda harus mau berinteraksi dengan blog lain. Kalau anda hanya ingin mengasingkan diri dengan ngeblog di dunia maya, urungkan niat anda itu. So, jangan biarkan komentar mereka bertepuk sebelah tangan. Bagaimana caranya menjawab komentar?
8. Buatlah artikel yang tak lekang ‘dimakan’ waktu. Maksudnya, yang tidak mudah basi dan dilupakan orang. Tapi yang selalu dibutuhkan orang sampai kapanpun. Seperti artikel berbentuk how-to yang sedang anda baca ini. Jenis-jenis artikel lainnya silakan klik di sini.
9. Pelihara hubungan baik dengan blog lain. Khususnya dengan blog yang ikut menyumbang aliran traffic ke blog anda. Alias dari sana salah satu sumber datangnya pengunjung ke blog anda.
10. Masukkan posting mereka ke social media. Ini cara lain yang bisa anda perbuat untuk memperkuat hubungan. Mereka pasti senang kalau tahu anda membantu menyebarluaskan posting blog mereka ke social media.

Tujuan Hidup???

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya
Nasehat ini untuk semuanya ..........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci........... ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena
kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan.....
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan..... Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta....
Namun...... jika cinta engkau jadikan sbg landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu".....
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan "istanamu" tidak akan langgeng..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan
sorban, karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan
tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu".....
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu....
Jika itu engkau lakukan, "istanamu" akan menjadi neraka bagimu

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena
menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu.....
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya......
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth.....
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu....

Didiklah istrimu...
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagaiKhadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah...
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam....
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Jika engkau menjadi istri...
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu...
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu akan
memaksanya menjadi pendurhaka...... jangan..........

Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....

Amin....

Thank You Seven

Si Tejo baru belajar bahasa inggris. Kosa kata yang dia mengerti baru sebatas: Ok, Never Mind, Thank you, One, Two, Three, Four Five, Six, Seven dan Bye-Bye.
Pada suatu hari, dalam perjalanan pulang dari tempat kursusnya, tiba-tiba dia bersenggolan dengan seorang Bule.
Buku yang dibawa Tejo-pun terjatuh, Bule itu lalu membantu Tejo ngambil buku-buku yang berhamburan.
“Hmm… ini peluang untuk nguji kehebatan bahasa inggris-ku” kata Tejo dalam hati.
Bule: Oh, I’m Sorry.
Tejo: It’s Ok, Never Mind. Thank you.
Bule: Thank you Too.
Tejo: (hmm… habis Two, pasti Three) Thank You Three.
Bule: (heran) What For?
Tejo: (Four… Four hmm Five) Thank you Five.
Bule: (Tambah Heran) Are you Sick?
Tejo: (Waduh, habis Sick… Seven… setelah itu, aku sudah tidak tau dah… mesti cepet cabut nich)
Tejo pun cepet-cepet mengemasi bukunya dan beranjak pergi…
Setelah agak jauh, Lalu Tejo berteriak… “Thank you Seveeen! Bye-Bye…”
Bule: (bingung)

Sok romantis

Aku melihat mu seperti malaikat yang selalu terbang dan singgah kemanapun kau mau,
begitu kau singgah di hati ku, aku mencoba untuk mematahkan sayap-sayap mu,
tapi ternyata aku gagal, kau tetap terbang dari ku…
aku mendengar mu seperti alunan dawai, mengalun dan menghanyutkan ku,
aku ingin selalu mendengar mu tapi kau terlalu rapuh untuk bertahan bersamaku…
aku menyentuh mu seperti embun pagi, sejuk dan menyejukkan, memberi banyak harapan,
mengiringi hilang nya gelapku, tapi kau terlalu cepat berlalu…
aku mencium mu seperti aroma anggur, menggoda , menyenangkan, memabukkan, menghilangkan semua kenangan lama ku,
tapi begitu aku sadar kau telah pergi, kau membuat kenangan baru yang lebih buruk…
aku mencintai mu seperti sinar bulan pada malam, sedikit menerangi mu memang, tapi tak sedikitpun aku menyesal, tak seterang matahari memang, tapi seikhlas hati, kalaupun aku harus pergi, itu karena aku harus pergi…
walaupun masih besar rasa itu…

Ketika Selingkuh Menjadi Kehormatan

Di tengah hamparan sawah nan indah dan luas. Di antara tatapan padi yang mulai menguning. Luapan kebahagian dua anak sedang menjadi lampu penerang. Menerangi seluruh aktivitas makhluk yang lewat di sana. Kenangan itu tertulis dalam buku sejarah kehidupan dua hati insan. Mereka tak mampu menghapusnya. Kenangan itu seakan menjadi bagian dari anggota badannya.Pagi itu, Husen melamun di atas sofanya. Dia masih teringat masa kanak-kanaknya. Seorang perempuan cantik dan polos. Perempuan itu jauh dari matanya. Perempuan itu menjadi sumber inspirasinya. Namun kini Husen sudah menempuh jalan yang lain. Sementara Humairah belum juga mendapatkan pasangannya. Dia sudah berumur hampir tiga puluh. Tapi dia masih cantik. Kulit wajahnya belum ada yang berkerut. Belum ada tanda-tanda ketuaan. Dia masih seperti gadis sembilan belasan tahun. Husen mengingat masa lalunya. Masa kanak-kanaknya dulu di kampung bersama Humaerah. Bermain bersama anak-anak yang lain. Sudah hampir sepuluh tahun Husen menjalani hidup bersama istrinya, Fatimah. Namun mereka belum juga dikaruniai keturunan. Sesuai kesepakan dengan istrinya. Husen boleh menikah lagi jika genap sepuluh tahun belum juga ada hasil. Fatimah adalah sosok perempuan yang sholehah. Dia rela dimadu. Dia tahan uji. Tahan mental. Rela menanggung penderitaan jika itu adalah kebahagiaan keluarganya. Termasuk suaminya. Meskipun harus berbagi.Cekcok dalam keluarga Husen hampir tak ada yang berarti. Keluarganya boleh dibilang kelurga sakinah. Mereka adalah orang yang taat beribadah. Taat pada agama. Tiap minggunya mereka rutin mengikuti pengajian. Mereka paham betul agama dan sekaligus mengaplikasikannya.Humaerah belum juga diketahui Husen. Dia entah di mana. Husen tidak tau karena sudah lama dia meniggalkan kampung halamannya. Dia merantau Humaerah merantau kemana. Juga tak ada kabar yang sampai padanya.* * *Sepuluh tahun sudah. Usia pernikahan Husen dengan Fatimah belum juga ada tanda-tanda. Perut belum juga buncit. Masih tetap kempes. Masih seperti dulu. Dalam kamarnya, Fatimah terseduh-seduh. Meneteskan air matanya. Dia amat sedih. Dia memikirkan kesepakatannya dulu. Huesn boleh menikah setelah usia pernikahan genap sepuluh.“Kenapa kamu menangis? Emang ada masalah apa. Kok sedih begitu?,” Husen menyapanya dengan lembut. Lalu Husen mencium dahi itrinya.“Kang… ingatkah kesepakatan kita dulu? Waktu pernikahan kita berumur dua tahun,” sambil memandang suaminya.“Tidak. Emang perjanjian apa?.”“Akang boleh menikah lagi……”.Fatimah memang perempuan sholehah. Jilbabnya yang agak besar menjadi hiasan wajahnya yang cantik. Andai istri lain yang kurang bagus agamanya, maka dia tidak akan terus-terang pada suaminya. Tentang kesepakatan itu dulu. Tapi fatimah takut berbohong. Apalagi pada suaminya. Dia perempuan yang taat pada suami.“Sayang…” sambil merangkul istrinya. “Walau nanti ada takdir untuk memadu. Aku akan berusaha untuk adil. Tetap menyayangimu seperti dulu.”“Mudah-mudahan kang…”Beberapa bulan Husen sering melamun. Dia sedih karena belum juga benih yang tumbuh dalam perut istrinya. Dia sering berfikir untuk mencari istri yang mampu memberinya anak. Namun dia juga masih sulit menghianati istrinya. Dia takutFatimah sakit hati.“Dalam Islam kang dibolehkan poligami selama itu bukan atas dasar hawa nafsu dan kepuasan. Kalau niatnya baik tidak apa-apa. Apalagi kemandulan bisa dijadikan alasan untuk cerai. Tapi saya tidak ingin ceraikan istriku. Aku Cuma mau menambahnya. Bukan menceraikan.” Beitulah gejolak dalam hati Husen memikirkan rumah tangganya.“mudah-mudahan istriku tidak kecewa. Atau sakit hati. Semoga….”* * *Malam itu, Husen pamit pada istrinya untuk keluar jalan-jalan. Sekedar menghirup udara segar. Dia merasa nyaman malam itu. Seakan ada firasat baik untuknya. Dia singgah di sebuah tempat perbelanjaan. Terbayang di pelupuk matanya. Orang itu lewat di hadapannya. Tanpa sengaja Husen memandang kearah perempuan bejilbab itu. Dia langsung teringat masa lalunya. Masa kanak-kanaknya. Dia teringat wajah orang pernah mengisi ruang hidupnya sewaktu tak tau apa-apa.Husen mengikutinya. Seakan Rama mengejar Shinta. Perempuan itu makin jelas di ingatan Husen. Dia makin yakin kalau itu perempuan yang lama dia cari, Humaerah. Gadis sholehah teman sepermainannya. Husen langsung menyapanya. Perempuan itu langsung kaget. Tapi dia juga seakan teringat wajah lelaki itu. Tapi siapa ya? Begitu dalam hatinya.Mereka bercengkrama. Akhirnya mereka saling kenal. Bernostalgia bersama. Husen mengajaknya makan malam di restoran yang ada dalam Mall itu. “Dari mana saja kamu…?” Husen memulai pembicaraan.“Saya baru pulang dari Madinah.”“Oiya..? untuk apa kamu di sana?”.“Memperdalam pengetahuan agama. Saya sekarang berniat kembali membangun kampung halaman sendiri. Kebetulan aku diutus sekolahku dulu.”Husen mengungkapkan kebahagiaanya. Karena bisa bertemu setelah puluhan tahun berpisah. Humaerah pun juga sama. Dia juga merasa teringat masa kecilnya. Waktu Husen tinggal bersama neneknya di kampung. Tapi setelah besar. Husen meninggalkan kampung dan tak pernah lagi mengunjungi neneknya. Itu karena kesibukannya mengurusi perusahaannya di kota. Sehingga tak pernah juga ada waktu mencari keberadaan Humaerah. Dia sudah lupa beberapa tahun terakhir. Namun tiba-tiba saja teringat padanya.Humaerah terlihat kurus. Sepertinya ada sesuatu yang terpendam dalam hatinya. Entah ada perasaan lain dari yang lain. Ada getaran. Ada signal dalam hati mereka. Dua insan yang baru bertemu. Cinta memang bukanlah buatan. Dia timbul dan tumbuh dengan sendirinya. Dia hanya mampu dirasakan tanpa dapat dipahami. Seperti apa itu cinta. Beberapa hari kemudian. Humaerah terjatuh sakit. Husen mendengar kabar itu. Humaerah yang tinggal di rumah kotrakannya masih sangat sulit untuk membiayai rumah sakit. Sakitnya tambah parah. dia harus dibawa ke rumah sakit. Tapi biaya dari mana? Seru hati teman kotrakannya.Husen menyempatkan menjenguk Humaerah. Dia prihatin melihat keadaannya. Lalu dia membawanya ke rumah sakit. Menanggung biayanya. Walau Humaerah sangat berat menerima itu. Tapi itu keadaan terpaksa.Setelah setengah bulan Humaerah mengalami perawatan. Dia mulai membaik. Kesehatnnya mulai pulih. Dia sering dijenguk Husen. Tiap pulang kantor. Husen singgah di situ.Seusai pulang dari rmah sakit. Husen menjelaskan kepada istrinya bahwa dia berniat menikah lagi. Seorang perempuan yang dikenalnya sejak dulu, masih di kampung. Husen memilih kata-kata yang dianggapnya paling tepat. Dia takut istrinya sakit hati kalau salah kata.Dengan penuh kepasrahan, istrinya merelakan itu. Antara sakit dan bahagia. Fatimah sakit karena harus melawan naluri kepermpuanannya. Bahagia karena dapat membahagiakan suaminya.

Ketika Sahabat Bukan Lagi Sahabat

Ibuku selalu mengatakan, kalau aku dan Alana lahir di hari dan rumah sakit yang sama. Bahkan sebelum aku dilahirkan, ibuku dan ibu Alana adalah sahabat baik. Jadi, tidak heran kalau kitapun bersahabat.
Sepertinya, hanya 3 wajah yang sangat kukaribi: wajah ibuku, Alana, dan ibunya - bahkan dalam semua gambar TKku, kami berempatlah obyek utamanya.
Tapi kini setelah 20 tahun berlalu. Alana yang secara duniawi jauh meninggalkan diriku yang kini masih seperti dulu. Ya, semua itu terjadi setelah dia dipersunting saudagar kaya dari pulau seberang. Bahkan ketika dirinya pulang kampung sepertinya....
dia malas untuk berbagi cerita dan pengalaman denganku. Dia hanya menyapaku seadanya.
Alana kini seakan berada dilangit. Benar-benar lupa dengan aku yang di bumi.
Dan ketika sore itu, tanpa sengaja kupergoki dia tengah berjalan-jalan di sebuah Mall ternama di Jakarta. Ah memang Alana benar-benar beda. Betapa dia tak mengenaliku.
Ingin rasanya aku menyapanya. Tapi..., nanti ia merasa terganggu. Maka kuurungkan niatku untuk menghampirinya. Namun ketika aku beranjak dari tempatku berdiri tadi, tiba tiba....
Aku dikagetkan oleh tepukan lembut yang menepuk pundak kananku seraya menyapa dengan suara yang lembut dan sangat tidak asing ditelingaku."Assalamu'alaikum Rin, sedang apa disini ?" Sapa seorang ibu yang tak lain adalah bu Asna ibu Alana.
Daku teringat lagu yang lagi rame di RADIO RADIO... Persahabatan bagai kepompong.... ah itulah hidup?
Mungkin ada sesuatu yang membuatnya berubah, membuatku takut kalau Alana melupakan kebersamaan kami sejak kecil. Namun, sapaan Bu Asna membuatku sedikit lega. Membuatku merasa diingat, entah seberapa besar ingatan itu.
Akhirnya akupun ngobrol dengan bu Asna sekenanya dengan mata yang masih tertuju ke Alana dan berharap dia akan menghampirinya. . .
Ketika Alana sedang berjalan-jalan, tak sengaja ia berpandangan langsung denganku. Namun dari gerak badannya, terlihat ia bersikap acuh-tak-acuh.
Deg .. sesaat rasanya jantung ini serasa mau copot, hati dan pikiran sudah tidak singkron lagi entah apa yang membuatnya begini, apakah karena keacuhan Alana, ataukah alasan lain yang tak kupahami ..
Aku pun memikirkan pribahasa yg beredar di kalangan remaja, "Cinta Tak Harus Memiliki". Oh, apakah sebenarnya engkau masih memikirkanku, namun bersikap acuh-tak-acuh. Entahlah, hanya Tuhan yang tahu....
Tapi aku yakin di hati Alana masih tersimpan kenangan di TK dulu, aku dan Alana selalu bergandengan tangan. Kami saling berbagi kue disaat sarapan. Indahnya kala itu.
Kupandangi terus Alana yang sekarang sedang memunggungiku. Entahlah kenapa, tak terbesit sedikitpun di hatiku kebencian pada dirinya atas sikap yang dia tujukan padaku. Justru ada rasa sayang yang melebihi masa kecilku dulu dengannya.

Catatan Pendek Tentang Dia

Saat ini disini kala hangat mentari pagi menyapa dunia. Meski Erik tidak mengenalnya namun begitu sangat rasa kehilangan dalam hatinya. Pikirnya : Ya dunia semakin ditinggal oleh orang orang seperti dia. Orang orang yang begitu mudah mengatakan ya dalam memberi bantuan kepada orang orang disekelilingnya.
Begitu banyak cerita manis tentang dia yang didengar oleh telinga yang pekak oleh jeritan dan kebohongan. Tidak akan ada cerita manis yang baru akan terdengar lagi tentang dirinya, hanya cerita cerita manis lama yang akan terus terkenang dalam hidup kami.
Erik tidak mengerti apa yang akan terjadi nanti pada cinta dan buah buah cintanya yang masih hijau, hanya doa dan sedikit yang kami bisa dapat kami berikan. Namun Erik yakin bahwa segala yang terbaik telah disiapkanNya untuk mereka petik di hari hari mendatang.
Meski Erik tidak mengenal dan tidak akan pernah mengenalnya, Erik dapat membayangkan lembut dan damai surga sedang bersamanya.
Engkau adalah pahlawan bagi kami, yang jiwa jiwanya sedikit tergerus arus dunia.
Ini kisah tentang anak manusia, yang lahir, bertumbuh, dan pergi kembali kepadaNya. Selamat jalan engkau yang tidak ku kenal.